Jumat, 05 Juli 2013

The Way; A Journey to Find YOU

Galicia adalah nama salah satu kota di Spanyol yang menjadi tujuan peziarah dari penjuru dunia. Ekspedisi menuju kota Galicia dikenal dengan nama El Camino de Santiago, konon di kota inilah, Santo Yakobus, Murid Jesus, dimakamkan, ekspedisi ini sendiri telah dilakukan oleh orang-orang Eropa sejak abad pertengahan. Ekpedisi yang bisa dicapai hingga berhari-hari ini biasanya dilakukan dengan berjalan kaki, walau sebagian lagi memilih menggunakan kuda maupun sepeda. Bukan hanya unyuk tujuan keagamaan, banyak juga turis yang melakukan perjalanan untuk tujuan olahraga. Menggunakan latar belakang ekspedisi El Camino de Santiago, The Way (2010), memulai perjalanan untuk menemukan "jiwa yang hilang". A journey to find YOU.

Memilih hidup terlepas dari dunia materialisme dan kehidupan yang monoton, Daniel (diperankan Emilio Estevez, yang juga merangkap sebagai director) memutuskan untuk hidup mengembara keliling dunia. Salah satu tujuan pengembaraanya adalah melakukan ekspedisi El Camino de Santiago. Belum sampai ditujuannya, sebuah badai di Pyrenees menghantam kapal yang ditumpanginya dan secara tragis merenggut nyawanya. Tak pelak berita ini sampai ke telinga ayahnya, Tom (diperankan Martin Sheen, yang juga ayah kandung dari Emilio Estevez) , pria yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan putranya. Memutuskan untuk berangkat ke Spanyol mengambil abu anaknya, Tom justru menemukan dirinya terjebak dalam memori akan pesan putranya ketika terakhir kali mereka bertemu. Inilah akhirnya yang membuat Tom, terlepas dari kepribadiannya yang tak suka berpetualang, memutuskan untuk melakukan ekspedisis EL Camino de Santiago melanjutkan ekspedisi putranya yang tertunda.

Mengangkat tema seorang ayah yang berjuang demi puteranya sebenarnya sudah menjadi hal yang lumrah dalam dunia perfilman, begitu pun dengan tema film yang diangkat dari novel karya Jack Hitt, Off the Road ini, namun bagi saya ritme yang dimiliki alur film ini mampu membius saya dari awal hingga akhir. Saya tersentuh ketika di menit-menit awal tahu tujuan utama film ini, dan ketika petualangannya berjalan film ini makin membuat saya terkesimah. Entah karena kesan journey di film ini terasa kental akibat pemandangan alam berbagai daerah di Spanyol yang menjadi rute ekspedisi, atau mungkin karena drama yang disajikan selama ekspedisi, pertentangan serta proses ikatan antara si karakter utama dengan berbagai sub karakter yang menemani perjalanannya, dengan watak dan tujuan ekspedisi yangg berbeda-beda. Atau mungkin karena betapa menyentuhnya usaha sang ayah untuk melanjutkan ekspedisi putranya sembari menelusuri jejak sang putra. Atau mungkin juga karena nuansa spiritual journey yang disajikan. Walau film ini sebenarnya mengandung unsur kepercayaan umat Katholik dalam ekspedisinya, namun saya rasa bukan pencapaian agamanya yang ingin ditonjolkan, melainkan pembaruan jiwa akan hidup yang kita jalani selama ini, bahwa terkadang dibutuhkan tragedi, dibutuhkan keberanian mengambil resiko untuk merubah persepktif kita dalam menjalani kehidupan. Sungguh tidak terasa sama sekali ketika film ini membawa kita ke ending, bahkan mendekati datar, tapi itu sama sekali tidak mengurangi daya pikat film ini, karena kita akan paham bahwa it's not the ending that count, but it's the journey. Film ini bukan sekedar untuk menghibur mata anda akan pemandangannya, film ini juga bukan sekedar untuk memperdengarkan kita soundtracks kerennya, film ini lebih jauh lagi, dikhususkan untuk jiwa anda.


Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Kelam Mencerahkan
Designed by restuwashere

Back to top